twitter



Ini adalah satu jawaban dari beberapa pertanyaan tentang cinta, yang dulu pernah ditanyakan kepada saya. Insya Allah jawaban dari pertanyaan itu satu persatu saya akan posting di sini. Semoga bermanfaat!

Pertanyaan:

Mencintai seseorang karena Allah itu seperti apa?

Jawaban:

Mencintai karena Allah adalah mencintai seseorang yang diridhai-Nya dengan cara yang diridhai-Nya pula. Secara umum manusia adalah makhluk yang diridhai oleh Allah. Orang yang diridhai oleh Allah untuk mencintainya contohnya; Rasulullah saw., para sahabat beliau, orang tua, saudara kandung, saudara seiman, keluarga dekat, tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan istri yang sah.

Adapun orang-orang yang tidak diridhai oleh Allah misalnya; selingkuhan, orang yang secara terang-terangan berbuat fasik, orang kafir yang memusuhi Islam, dan para pendusta agama.

Sedangkan pengertian dengan cara yang diridhai-Nya adalah, ekspresi untuk mengungkapkan cinta kepada seseorang yang sudah diridhai Allah itu harus secara syar’i. Misal seorang ikhwan mencintai seorang akhwat, ia hanya boleh mengungkapkan cintanya jika sudah dibingkai dalam ikatan suci pernikahan. Dalam menjalin ikatan pernikahan pun ada aturannya. Misal, kedua insan itu harus dalam keadaan berislam. Tidak diajarkan seorang muslim menikah dengan non-muslim. Dan jika itu terjadi, hubungan yang dijalin (keintiman) bisa dikategorikan sebagai zina.

Pun tak hanya sekedar cinta, mencintai karena Allah juga memiliki aplikasi-aplikasi yang harus dijalankan. Seperti mendahulukan orang lain (saudara) dalam hal di luar konteks ibadah, saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, saling menerbar senyum dan salam, mengingatkan akan adanya hari akhir dan untuk terus bertaqwa kepada Allah, selalu bertutur kata yang baik dan benar, dan beberapa contoh-contoh lainnya.

Contoh mencintai dengan cara yang tidak diridhai Allah adalah cinta kepada selain-Nya melebihi cinta kepada-Nya. Cinta kepada siapa dan apapun tak boleh melebihi cinta kepada Allah. Hanya untuk sekedar sama pun tidak diperbolehkan. Jadi cinta kepada Allah harus lebih daripada cinta kepada orang lain, bahkan diri sendiri.

Dan perlu diingat, bahwa saudara yang baik bukanlah saudara yang selalu mengikuti apa mau kita, selalu menyetujui apa pendapat kita, dan selalu mengikuti apa yang kita lakukan. Tetapi saudara yang baik adalah selalu menasihati jika kita khilaf, membenarkan jika kita salah, memberitahu jika kita tidak tahu, dan mencegah jika kita akan berbuat mungkar. Segalanya atas landasan fillah. Karena-Nya lah kita hidup dan karena-Nya lah kita bisa mencintai.

Wallahua'lam bishshawab..

1 comments:

  1. assalamualaikum ikhwan
    sy ingin bertnya kepada anda,jika seorng ikhwan jatuh cnta kepada akhwan,tp bkn karena allah,contohlah remaja skrng,mrka mnjalin hubungan dgn yg bkn muhrim mreka,hnya sebatas suka dgn mngikuti hawa nafsu mereka,apa mungkn dlam islam kt dlrng untk berpcrn/mnjalin hbngan??trus gmna cranya bagi remaja skrng yg mnjalin hbngan yg bkn muhrim mrka agar terhindar dari dosa maksiat??

Post a Comment