twitter


Bagi teman2 yang ingin download, masuk ke sini

Hal yang perlu diperhatikan..
1. Dalam jarkom ini semua ikut andil dalam penyebaran informasi. Sesuai dengan slogannya "Information is Our Responbility"
2. Jika ada nomer yang salah atau ganti, segera hubungi DONS
3. Cara membacanya dari atas ke bawah. Setiap orang mengirim 2 SMS dan menerima 2 SMS, kecuali orang dengan posisi pojok kanan atas yang hanya mengirim 1 SMS. Tetapi tetap menerima 2 SMS.
4. Jarkom ini mulai berlaku tanggal 14 September 2010. Jadi sebelum waktu itu, temen2 sudah mendownload dan memiliki print-outnya untuk memudahkan teman2 dalam ber-jarkom ria.

Selamat mencoba Kawan-kawanku ^^







PERHATIAN! Bukan gambar sebenarnya, hanya sekedar ilustrasi
Malam itu, setelah lelah berjalan kaki di kegelapan Kota Surabaya, akhirnya aku mendapatkan kesempatan duduk di kursi empuk taksi. Hampir satu jam aku menyusuri beberapa kilo jalanan Kota Surabaya dengan ibu tercinta.

Selama di jalan, aku terus memandangi argo yang berganti angka setiap beberapa menit. Jalan yang dilewati oleh taksi itu sama sekali tak kukenal. Jadinya sekalian saja kunikmati perjalanan itu, walaupun tubuhku sudah sangat lelah.

Aku kembali teringat beberapa menit yang lalu ketika kami terlunta, tiada kendaraan untuk pulang ke Madiun. Padahal malam itu adalah permulaan bulan mulia, di mana para jamaah masjid sudah melaksanakan shalat tarawih berjamaah. Sedangkan kami masih di perantauan dengan nasib yang belum jelas.

Sempat kutengadahkan doa kepada Yang Maha Kuasa. Kemudian kami mencoba berpindah tempat mencari peruntungan yang lain. Sebuah SMS masuk, sebuah doa dari seseorang nun jauh di sana untuk kami. Aku memang memberitahukan kepadanya tentang keadaan kami. Dan, “Subhanallah!” sebuah taksi datang. Kami langsung naik.

Alhamdulillah.

Taksi berwarna biru muda yang kami tumpangi melaju tenang di tengah padatnya arus lalu lintas Kota Surabaya. Pekatnya malam membuat kelap-kelip lampu kota menyala terang. Sekitar dua puluh menit berjalan, kami telah sampai di Terminal Bungur Asih.

Seusai melaksanakan shalat Isya’ yang tertunda, kami langsung menuju ke tempat bus antar kota. Setelah yakin dengan pilihan busnya, tanpa banyak menunggu kami menaiki salah satu bus tujuan akhir Yogyakarta. Kami naik lewat pintu depan. Sesaat setelah masuk ke dalam, mataku menangkap dua sosok orang yang tadi pagi sempat kubicarakan.

***
Kembali ke beberapa jam yang lalu, ketika aku masih dalam perjalanan berangkat menuju Surabaya. Dari terminal Purbaya Madiun, aku bertemu dengan salah seorang kawan yang juga punya tujuan sama. Dalam perjalanan panjang itu, kami membicarakan banyak hal. Mulai dari masalah pendidikan, sampai dengan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan diri kami.

Sempat aku menyampaikan seseuatu hal yang mengganjal di hati. Benar-benar mengganjal, sehingga hal itu membentuk suatu harapan yang tulus dari dalam hatiku. Bukan hal yang penting sebenarnya.
“Dang,” begitu aku memanggil kawanku itu. “Kok gak ada bule naik bus ya?”

Pertanyaan itu merupakan ungkapan keherananku pada bule yang ada di Indonesia. Mereka tak pernah kulihat naik bus, entah bus kota ataupun bus untuk perjalanan jauh. Karena waktu naik kereta aku pernah melihat beberapa orang bule, sedangkan di bus sama sekali belum pernah. Sekedar lelucon sebenarnya, tetapi beberapa jam nanti ternyata aku mendapatkan pelajaran dari lelucon itu. Seperti halnya aku yang menganggap ini sebuah lelucon, kawanku menjawabnya dengan lelucon pula.

“Kalau bule biasanya naik kereta eksekutif.” Jawabnya ringkas. Kemudian ia bercerita beberapa hal yang berhubungan dengan kereta, tak kurekam secara penuh memori itu.

***
Dua orang, laki-laki dan perempuan. Berambut keriting dengan bentuk muka bersudut, lonjong, jauh dari paras Asia, berkulit putih. Bule. Merekalah yang kulihat pertama kali saat masuk ke dalam bus. Setelah mendapatkan tempat duduk, aku bergegas mengabari kawanku tentang kejadian yang barusan terjadi via SMS. Rupanya dia juga tak mengaggapnya hal serius. Tak lama setelah itu, aku larut dalam tidur panjang di samping ibu yang terlihat lelah. Suasana ramai bus tak membuat kami terbangun selama di perjalanan.

***
Saat motor hitam yang kami tumpangi melaju di kesepian Kota Madiun, aku tersadar akan sesuatu hal. “Subhanallah.” Ucapan itulah yang keluar dari bibirku. Hal yang luar biasa baru saja terjadi.

Mungkin karena pekatnya kotoran yang menutup hatiku, sampai-sampai kejadian luar biasa itu tak bisa kusadari secara langsung. Perkara bule adalah perkara yang sepele. Sangat sepele malahan. Yang membuatnya tak sepele adalah pembicaraanku dengan seorang kawan tentang hal itu sebelumnya. Jika ada yang bilang itu adalah hal biasa, aku bisa lumrah. Banyak kejadian yang kebetulan seperti itu di dunia. Tetapi karena ini kualami sendiri, aku jadi berpikiran beda.

Saat kita berkata dalam hati tentang suatu keinginan yang menyesak dan itu ikhlas, saat itu juga kita sedang memanjatkan doa yang benar-benar tulus dari dalam hati. Murni tanpa campuran apapun, sehingga mustajab doanya. Walaupun dalam kasus ini yang kuminta hanya sekedar bertemu bule, sangat mudah bagi Allah untuk mengabulkan doa yang benar-benar tulus dari dalam hati. Sekali lagi, walaupun itu hal yang sangat sepele sekalipun. Jika hal yang sepele saja dikabulkan, bagaimana jika keinginan itu berkenaan dengan perjuangan untuk menegakkan panji-panji Islam? [gea]



Bulan suci Ramadhan telah datang. Pintu-pintu pahala telah dibukakan. Pun dengan syaithan yang telah dibelenggu dari melancarkan godaan. Tentu saja bagi kita, umat muslim, ini adalah kesempatan yang baik untuk beribadah semaksimal mungkin. Karena Allah swt. akan melipat gandakan amalan-amalan yang kita kerjakan.

Sudah sewajarnya jika kita ingin maksimal dalam beribadah, kita mencari kondisi yang kondusif untuk menjalankan segala amalan-amalan yang diperintahkan. Mulai dari yang wajib, hingga yang sunnah.
Sayangnya, ada saja faktor yang menyebabkan upaya kita dalam beribadah menjadi terhambat. Salah satunya adalah faktor media. Khususnya adalah media televisi. Bisa kita lihat, banyak stasiun televisi yang programnya berubah haluan menjadi program-program Ramadhan. Mulai dari humor ramadhan, konser ramadhan, sinetron ramadhan, dan beberapa acara yang sama sekali tak ada hubungannya dengan ramadhan.

Masih bisa ditoleransi jika acara-acara yang disiarkan adalah acara tausiyah, kultum, forum kajian bersam. Tetapi pantaskah disajikan lawakan segar ketika seorang muslim diharuskan untuk lebih maksimal dalam beribadah? Apakah juga pantas acara musik mengiringi deru syahdu dzikir dari mulut orang-orang yang berpuasa? Elokkah jika sinetron dengan embel-embel ramadhan membuat orang yang hendak pergi tarawih mengurungkan niatnya? Tentu saja semua itu jawabannya tidak. Tetapi televisi bukanlah sesuatu yang bisa dimaki. Ia hanya diam ketika kita memarahinya sekalipun. Oleh karenanya, kita bisa saja secara tak sadar ikut hanyut dalam hiburan yang tak jelas maksud dan tujuannya itu.

Inilah yang dinamakan tipu daya media. Para stasiun televisi tidak akan peduli dengan dampak yang ditimbulkan oleh tayangan mereka. Mereka hanya bisa melihat, ramadhan adalah lahan yang pas untuk merelease program ini dan itu. Keuntunganlah yang mereka cari. Sedangkan kita yang bertindak sebagai korban, akan terjebak dalam ghazwul fikri. Suatu serangan pikiran yang halus, dengan kedok yang menarik, dan tentu saja cukup melenakan.

Mungkin secara tampilan luar acara-acara tersebut tidak akan menggangu kegiatan Ramadhan kita. Sebab pihak penyelenggara acara telah mengatur agar program tersebut sejalan dengan suasana Ramadhan. Walaupun beberapa acara terkesan dipaksakan. Inilah yang perlu kita waspadai. Jangan sampai waktu ibadah kita habis untuk melihat tayangan-tayangan yang sangat kurang dari segi manfaatnya.

Tips-tips Agar Terhindar Dari Fitnah Media

1. Buat Skala Prioritas
Jika kita sudah tahu selama Ramadhan apa saja yang harus dikerjakan, insyaAllah acara-acara yang kurang bermanfaat dengan sendirinya akan tereliminasi dari daftar tunggu kegiatan kita.

2. Al-Qur’an Sebagai Pegangan
Di bulan Ramadhan, kebanyakan dari kita biasanya sudah menyediakan waktu khusus untuk tadarrus. Tetapi tidak ada salahnya jika kita mengambil waktu insidental untuk membaca kalam Ilahi tersebut. Itu juga sebagai upaya agar dalam satu Ramadhan, kita bisa mengkhatamkan hingga 30 juz. Apabila kita telah mengkhatamkannya sebelum Ramadhan berakhir, lebih baik lagi jika kita mengulang kembali ataupun memurajaah hafalan yang sudah didapat. Dengan adanya ketergantungan dengan Al-Qur’an, selonggar apapun waktu kita, insya Allah akan selalu ada manfaatnya.

3. Media Sebagai Penunjang Ibadah
Ini yang perlu kita tancapkan dalam pikiran. Jika kita sudah berpikir bahwa media itu penunjang ibadah, secara otomatis acara-acara yang jauh dari manfaat akan bisa kita hindari. Lebih baik jika kita melihat televisi hanya untuk melihat program tausiyah, kultum dan acara semacamnya, daripada melihat sinetron yang tidak jelas manfaat apa yang bisa diambil. Tetapi jika itu bisa untuk media refreshing, sekali-sekali tidak apa-apa. Asal yang kita tonton tidak bermudharat dan melenakan.
Semoga beberapa tips di atas bisa membuat kita lebih maksimal dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan ini. Dan semoga media apapun tidak sampai membuat kita lupa waktu, sehingga membuat ibadah kita menjadi terganggu. [gea]




A beautiful and blinding morning
The world outside begins to breathe
See clouds arriving without warning
I need you here to shelter me

And I know that only time will tell us how
To carry on without each other

So keep me awake to memorize you
Give me more time to feel this way
We can't stay like this forever
But I can have you next to me today

If I could make these moments endless
If I could stop the winds of change
If we just keep our eyes wide open
Then everything would stay the same

And I know that only time will tell me how
We'll carry on without each other

So keep me awake for every moment
Give us more time to be this way
We can't stay like this forever
But I can have you next to me today

We'll let tomorrow wait, you're here, right now, with me
All my fears just fall away, when you are all I see

We can't stay like this forever
But I have you here today

And I will remember
Oh I will remember
Remember all the love we shared today 



Tahun ajaran baru dimulai. Berbagai instansi pendidikan mengawali kembali jurnal kerjanya. Bagi sebagian siswa, inilah masa orientasi untuk menentukan masa depan. Mereka adalah para bibit baru, yang baru saja mencicipi atmosfer pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.

Khususnya bagi jenjang pendidikan menengah, saat awal seperti inilah waktu yang pas untuk menyampaikan prolog dari perjalanan panjang mereka selama beberapa tahun ke depan. MOS tidaklah cukup untuk menggenapkan prolog tersebut. MOS sebenarnya adalah sarana adaptasi bagi siswa baru. Jadi materi-materi yang ada di dalamnya hanyalah untuk sarana penunjang. Materi itupun adalah materi yang masih sangat dasar. Butuh orientasi-orientasi berikutnya yang diharapkan mampu menjaga semangat siswa baru untuk menjalani aktivitasnya.

Kebutuhan Organisasi

Beragam kegiatan (organisasi dan ekstrakurikuler) tersedia di sekolah. Mulai dari kegiatan kerohanian, sosial, sampai yang berhubungan dengan alam, semuanya tersedia. Bagi siswa baru, tentunya saat-saat seperti ini adalah waktu yang pas untuk mengeksplorasi bakat dan minat mereka. Oleh karena itulah keragaman kegiatan ini menjadi hal yang wajib bagi sekolah yang ingin siswanya aktif dan berkembang.
Kegiatan itulah yang menjadi orientasi bagi siswa setelah mereka menjalani pembelajaran secara efektif. Dengan sedikit memberikan ruang bagi siswa untuk berorganisasi dan berkreasi, dampak yang dihasilkan akan sangat luar biasa bagi perkembangan siswa.

Itu dikarenakan, kegiatan-kegiatan tersebut sangat banyak manfaatnya. Bisa dimulai dari masalah kemandirian. Siswa yang banyak menghabiskan waktu di meja belajar jelas kalah saing dibandingkan siswa yang setiap harinya dipertemukan dengan permasalahan pelik organisasi. Mereka yang belajar dari organisasi mungkin akan kehilangan banyak waktu belajar, tetapi kompetensi mereka di bidang itu belum tentu kalah oleh mereka yang setiap hari berkutat dengan buku-buku.

Siswa yang sudah terbiasa berorganisasi, akan mampu untuk mengatur jadwal mereka. Itu dikarenakan tempaan yang diterima ketika mereka berorganisasi menuntut mereka untuk bersikap dewasa. Memang mungkin awalnya bagi yang belum terbiasa berorganisasi akan keteteran dalam banyak hal. Tetapi disanalah titik pembelajarannya. Masalah yang sering mereka terima akan membuat kedewasaan mereka terasah. Otak akan mampu merekam setiap kejadian yang bagi mereka adalah titik balik suatu permasalahan. Dengan begitu, ketika mereka dihadapkan dalam kondisi fokus ke mata pelajaran, mereka akan cepat beradaptasi.
Sedangkan mereka yang hanya menitik beratkan fokus pada pelajaran, akan terpecah konsentrasi jika berhadapan dengan masalah pelik yang bisa datang sewaktu-waktu. Masalah yang mungkin sering muncul adalah masalah dengan teman sepermainan. Mereka akan sulit sekali memecahkan masalah dan cenderung untuk menyimpan masalah itu. Jika sudah begini, kebutuhan sosial mereka akan sulit terpenuhi. Apalagi jika tekanan dari orangtua, guru, dan pihak instansi datang. Mereka hanya akan bisa menggigit jari dan bertanya pada buku-buku mereka yang diam membisu.

Partisipasi Sekolah

Tentu sebagai lembaga yang menjadi wadah bagi siswa untuk menuntut ilmu, sekolah telah menyediakan lapangan kegiatan bagi siswa semisal ekstrakurikuler. Banyak sekali ekstrakurikuler yang bisa diikuti oleh siswa. Bahkan terkadang, ada sekolah yang mewajibkan satu anak mengikuti satu ekskul. Sebenarnya program ini sangat bagus untuk dilaksanakan. Namun ada hal yang perlu dipertimbangkan lagi, adalah sistem pengelelolaan ekstrakurikuler tersebut. Sayangnya, dari sekian banyak sekolah yang mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler, masih banyak yang tak mengidahkan sistem pengelolaan ini.

Banyak sekolah memberlakukan kewajiban ekstrakurikuler, tetapi mereka melupakan kontrol terhadap siswa mereka yang hanya titip absen saja. Titip absen di sini bukanlah titip absen dalam arti sebenarnya dimana mereka membolos dari kegiatan. Lebih parah lagi, mereka titip absen dalam arti ikut kegiatan tetapi hanya ikut-ikutan. Tidak bisa mengambil manfaat dari kegiatan itu sendiri. Jika sudah begini, masalah keefektifan perlu dipertanyakan lagi.
Banyak iming-iming hukuman yang dilayangkan sebagai ancaman bagi yang tidak hadir dalam kegiatan sekolah. Tetapi nyatanya, hukuman itu hanya dijadikan sebagai wacana. Mereka lebih menuruti kata orangtua siswa yang tak bermental mendidik, agar anaknya tidak ditindak tegas akan kelalaian mereka. Ya, setidaknya ada peringatan secara khusus, tetapi sampai saat ini tidak ada tindakan sama sekali.

Jika tujuan sekolah itu mendidik, mereka seharusnya tak hanya menyediakan lahan untuk berorganisasi, tetapi juga mengontrol berlangsungnya kegiatan tersebut. Banyak pembina yang menyerahkan urusan itu kepada pengurus-pengurus ekskul yang juga masih berstatus sebagai siswa. Padahal di sini jelas, tugas siswa adalah untuk melaksanakan, bukan mengontrol.

Namun ketika siswanya bekerja tanpa kontrol, selalu ada saja alasan bagi para pembina untuk menyalahkan keputusan atau pekerjaan mereka. Ada yang salah, kurang ini, kurang itu, bisanya hanya menyalahkan tanpa memberi solusi. Ambil contoh saja kegiatan Sie Kerohanian Islam. Kita tahu bahwa pengajaran akan akhlak dan kepribadian adalah suatu kewajiban. Sedangkan dalam kasus ini, SKI adalah wadah bagi siswa untuk memantabkan akhlak dan kepribadian mereka. Namun masih banyak juga sekolah yang seolah-olah menghambat kegiatan ekstra yang satu ini.

“Ekstrimis, fanatik, sesat!” Mungkin itulah kata-kata yang sering dilontarkan oleh pihak sekolah. Mereka terlalu awal untuk menyimpulkan seperti itu. Akhirnya banyak siswa yang beranggapan kalau yang namanya SKI ekstrim, fanatik, dan sesat. Jadi, sebenarnya yang mencitrakan SKI seperti itu kan mereka sendiri.

Wajar jika dari sekolah timbul kekhawatiran akan hal-hal di atas. Memang seharusnya pihak lembaga menjaga anak didiknya jangan sampai terjerumus ke dalam hal-hal yang seperti itu. Namun jika tindakannya tanpa strategi seperti itu, sama saja mundur sebelum melangkah. Ini ibaratnya seseorang yang tidak mau membuka kado yang diberikan oleh orang lain, hanya karena kecurigaan semata. Padahal isi kado tersebut adalah sebatang emas yang mungkin sangat berguna bagi kehidupan orang tersebut.

Inilah sikap yang sangat tidak mendidik dari pihak sekolah. Saking hati-hati dan curiganya, mereka sampai kehilangan sesuatu yang sangat berharga setelah itu tersedia di depan mata.

Lembaga kan seharusnya mampu mengkomunikasikan tentang kekhawatirannya itu dengan pihak siswa. Mereka juga seharusnya memberikan pengetahuan kepada siswa, bagaimanakah ekstrim itu, bagaimana juga fanatik dan sesat itu. Itulah hal yang seharusnya dilakukan oleh pihak lembaga sekolah. Bukannya langsung over-protective dengan mengorbankan hak siswa atas kebutuhan rohani mereka.

Pun jika pihak sekolah telah mengizinkan kegiatan tersebut, mereka juga tak boleh melepas penjagaan mereka. Apabila nanti ada hal yang tidak diinginkan, lagi-lagi siswanya yang disalahkan. Padahal itu adalah salah sekolah yang kurang antisipatif. Kasus-kasus itu tak hanya terjadi di kegiatan rohani. Banyak organisasi dan ekstrakurikuler yang diperlakukan seperti itu.

Kesimpulannya, organisasi adalah kebutuhan setiap siswa. Mereka berhak untuk mendapatkan dukungan dari pihak sekolah akan kebutuhan itu. Selain itu, untuk menjaga kreatifitas dan aktifitas siswa tetap berjalan dengan lancar, sekolah harus memberikan wadah yang cukup dan menuruti apa mau siswa selama itu masih dalam lingkup yang dibenarkan. Walau telah menuruti apa mau siswa, sekolah juga tidak serta merta lari dari tanggung jawabnya. Tugas mereka adalah mengontrol kegiatan siswa berjalan lancar. Tidak terlalu menekan, tetapi tidak pula terlalu melepaskan. [gea]


GO GREEN: Video Malaikat Turun Ke Atas Kabah



1. Nama “Muhammad” adalah nama yang paling populer di seluruh dunia, dan menempati urutan nomor dua di negara Inggris untuk nama bayi laki-laki ( urutan pertama ditempati oleh nama ‘Jack’ )
2. Albania merupakan negara satu-satunya di benua Eropa yang 90% penduduknya beragama Islam
3. Kata-kata berikut ini diserap dari bahasa Arab : Algebra, Zero, Cotton, Sofa, Rice, Candy, Safron, Balcony, bahkan ‘Alcohol’ juga berasal dari bahasa Arab, Al-Kuhl, yang mempunyai arti bubuk
4. Beberapa ayat di dalam Al-Qur’an menggambarkan pentingnya persamaan hak antara pria dan wanita ( secara perhitungan matematik ). Kata “Pria” dan “Wanita” di dalam Al-Qur’an sama-sama berjumlah 24
5. Tidak ada apa-apa di dalam Ka’bah
6. Islam merupakan agama yang pertumbuhannya paling cepat di dunia menurut banyak sumber, diperkirakan akan menjadi agama nomor 1 pada tahun 2030
7. Umat Hindu percaya bahwa di dalam Ka’Bah ada salah satu dari Tuhan mereka yang bernama ‘Shiva Lingam‘
8. Nabi Muhammad SAW melaksanakan ibadah haji hanya sekali dalam hidupnya
9. Jikalau sekarang Al-Qur’an dihancurkan, maka versi arab dari Al-Qur’an akan segera di-recover oleh jutaan muslim, yang disebut Huffaz yang telah menghafalkan kata-kata di dalam Al-Qur’an dari mulai awal sampai dengan akhir ayat.
10. Nama original dari kota suci Madinah adalah Yasthrib
11. pemeluk Islam bertambah 2,9% per tahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% per tahun.
12. Berdasarkan data dari Departmen Pertahanan Amerika Serikat. Dari 1,4 juta prajurit di militer Amerika, diperkirakan ada sekitar 3.700 yang beragama Islam ( Muslim ).
13. islam menyebar ke bumi nusantara ketika Nabi Muhammad saw. masih hidup
14. Sebanyak 8 juta orang Muslim yang kini ada di AS dan 20.000 orang AS masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa 9/11
15. Jasad Nabi Muhammad pernah ingin dicuri 2 kali, namun kedua-duanya gagal dan salah satu yang mencuri dihilangkan oleh Allah dari bumi
16. Jasad Firaun (Ramses II) yang tenggelam di laut merah, baru ditemukan
oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. setelah 3000 tahun berada di bawah tanah dan pasir
17. Al Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur’an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga.
18. Jika agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu dengan lainnya, maka Al Qur’an hanya ada satu dan tak ada pertentangan di dalamnya:
19. Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi yang berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), radiasi tersebut menembus planet mars dan masih berlanjut. peneliti mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
20. Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air.




SURABAYA--Ada cerita menarik dari Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Drs H Syaifullah Yusuf, tentang secuil hikmah dan manfaat bagi penghafal Alquran. Menurut wagub yang akrab disapa Gus Ipul ini, penghafal Alquran ternyata lebih cerdas dibanding orang lain yang hanya bisa membaca dan tidak hafal. "Ini sudah dibuktikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang," kata Gus Ipul saat memberi sambutan dalam Silaturami Alquran Bayan di Hotel Sahid Surabaya, kemarin.

Selama ini, kata Gus Ipul, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memang menerapkan kebijakan cukup langka. Perguruan tinggi ini memberikan perlakukan istimewa kepada para mahasiswa maupun calon mahasiswa yang hafal Alquran. Para mahasiswa dan calon mahasiswa hafal Alquran ini dibebaskan dari SPP dan biaya pendidikan lainnya aliat gratis kuliah di UIN Malang sampai lulus.

Yang lebih mencengangkan, lanjut Gus Ipul, ternyata setiap tahun semua lulusan terbaik dari seluruh fakultas di kampus itu adalah mahasiswa yang hafal Alquran. "Ini membuktikan bahwa bmembaca dan menghafal Alquran tidak menghambat belajar, tapi malah menambah kecerdasan mereka," ungkap Gus Ipul.

Bahkan menurut Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof Dr Imam Suprayogo, kata Gus Ipul lagi, orang yang hafal Alquran itu kalau meningal jasadnya bisa bertahan utuh selama bertahun-tahun. Kendati belum ada penelitian secara empirik, tapi ada satu peristiwa yang membuktikan hal tersebut.

Dalam acara wisuda mahasiswa sebuah pesantren binaan UIN Malang di Kecamatan Bululawang beberapa waktu lalu, Imam Suprayogo menyatakan saat ada pembangunan jalan di sebuah desa di Bululawang, Kabupaten Malang, terpaksa menggusur area pemakaman. Saat membongkar salah satu makam, pekerja menemukan jasad yang masih utuh baik rambut daging, maupun giginya. Setelah ditelusuri, kata Imam, jasad itu adalah jasad orang yang meninggal sepuluh tahun lalu. "Orang itu ternyata penghafal Alquran," kata Imam.

Untuk itu, Gus Ipul, sangat mendukung dan memberikan apresiasi yang tinggi atas diterbitkannya Alquran Bayan. Setidak-tidaknya, menurut dia, dengan terobosan dan metode baru cara membaca dan memahami Kitab Allah melalui Alquran Bayan ini, akan membuat orang semakin mudah membaca, dan mengerti isi kandungan Alquran.

Alquran Bayan merupakan mushaf yang sangat mudah untuk memandu siapa saja yang ingin mendalami kandungan Alquran secara komprehensif. Sebab dalam Alquran Bayan ini tidak sekadar ada terjemahan, tapi dilengkapi dengan metoda baru pemahaman Alquran. "Walhasil, Alquran Bayan tidak hanya sekadar untuk dibaca tapi lebih dari itu, yakni mentadaburi," ujar Rektor Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta, Dr KH Ahsin Sakho Muhammad MA, yang tampil sebagai pembahas dalam acara silaturahmi, kemarin.

Kelebihan lain Alquran Bayan, dilengkapi dengan munasabah surah, yang menjelaskan hubungan (korelasi) antar surah, ayat yang satu dengan surah/ayat lainnya. selain itu, juga dilengkapidengan Asbabunnuzul, yang berfungsi untuk memahami dan mengerti sebab-sebab turunnya ayat Alquran. " Dalam Alquran Bayan ini juga dimasukkan hadis-hadisyang berkaitan," papar Ahsin.

Lebih jauh Ahsin memaparkan, Alquran adalah hidayah (petunjuk) Allah kepada manusia yang bertaqwa. Dalam Islam, lanjutnya, ada empat macam hidayah untuk manusia, yakni naluri, pancaindera, akal, dan hidayah agama. "Paling mahal itu hidayah agama. Dan agama adalam sistem yang diciptakan oleh Allah SWT. Maka barang siapa ingin mendapatkan hidayah (petunjuk) Allah, ya bacalah dan pami kandungan kitab Suci Alquran," paparnya.

Karena diciptakan oleh Allah , kata Ahsin, maka Allah SWT menjamin akan memudahkan umatnya yang bertaqwa dan ingin belajar membaca dan memahami Alquran. Tugas setiap orang muslim meyampaikan isi Alquran kepada setiap orang. "Karena Alquran itu berbahasa Arab sehingga tidak mudah untuk dipahami kebanyakan orang, maka perlu ada orang alim dan mengerti bahasa Arab untuk menterjemahkannya dan membuat metode yang mudah pula. Ini yang diwujudkan oleh penerbit Alquran bayan," tutur Ahsin.

Ahsin menambahkan, saat ini Alquran sudah diterjemahkan dalam 50 bahasa yang ada di dunia. Ke depan akan terus diterbitkan dalam 100 lebih bahasa di dunia ini.



Ini adalah satu jawaban dari beberapa pertanyaan tentang cinta, yang dulu pernah ditanyakan kepada saya. Insya Allah jawaban dari pertanyaan itu satu persatu saya akan posting di sini. Semoga bermanfaat!

Pertanyaan:

Mencintai seseorang karena Allah itu seperti apa?

Jawaban:

Mencintai karena Allah adalah mencintai seseorang yang diridhai-Nya dengan cara yang diridhai-Nya pula. Secara umum manusia adalah makhluk yang diridhai oleh Allah. Orang yang diridhai oleh Allah untuk mencintainya contohnya; Rasulullah saw., para sahabat beliau, orang tua, saudara kandung, saudara seiman, keluarga dekat, tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan istri yang sah.

Adapun orang-orang yang tidak diridhai oleh Allah misalnya; selingkuhan, orang yang secara terang-terangan berbuat fasik, orang kafir yang memusuhi Islam, dan para pendusta agama.

Sedangkan pengertian dengan cara yang diridhai-Nya adalah, ekspresi untuk mengungkapkan cinta kepada seseorang yang sudah diridhai Allah itu harus secara syar’i. Misal seorang ikhwan mencintai seorang akhwat, ia hanya boleh mengungkapkan cintanya jika sudah dibingkai dalam ikatan suci pernikahan. Dalam menjalin ikatan pernikahan pun ada aturannya. Misal, kedua insan itu harus dalam keadaan berislam. Tidak diajarkan seorang muslim menikah dengan non-muslim. Dan jika itu terjadi, hubungan yang dijalin (keintiman) bisa dikategorikan sebagai zina.

Pun tak hanya sekedar cinta, mencintai karena Allah juga memiliki aplikasi-aplikasi yang harus dijalankan. Seperti mendahulukan orang lain (saudara) dalam hal di luar konteks ibadah, saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, saling menerbar senyum dan salam, mengingatkan akan adanya hari akhir dan untuk terus bertaqwa kepada Allah, selalu bertutur kata yang baik dan benar, dan beberapa contoh-contoh lainnya.

Contoh mencintai dengan cara yang tidak diridhai Allah adalah cinta kepada selain-Nya melebihi cinta kepada-Nya. Cinta kepada siapa dan apapun tak boleh melebihi cinta kepada Allah. Hanya untuk sekedar sama pun tidak diperbolehkan. Jadi cinta kepada Allah harus lebih daripada cinta kepada orang lain, bahkan diri sendiri.

Dan perlu diingat, bahwa saudara yang baik bukanlah saudara yang selalu mengikuti apa mau kita, selalu menyetujui apa pendapat kita, dan selalu mengikuti apa yang kita lakukan. Tetapi saudara yang baik adalah selalu menasihati jika kita khilaf, membenarkan jika kita salah, memberitahu jika kita tidak tahu, dan mencegah jika kita akan berbuat mungkar. Segalanya atas landasan fillah. Karena-Nya lah kita hidup dan karena-Nya lah kita bisa mencintai.

Wallahua'lam bishshawab..



Malu dalam Cinta: Azzam - Anna
...Hati Azzam berbunga -bunga. Ada rasa sejuk yang tiba-tiba menyelinap ke dalam dadanya. Namun ia tiba tiba diserang rasa ragu.

“Apa saya pantas melamarnya Pak? Apa saya pantas untuknya? Saya ini S.1 saja sudah sembilan tahun belum juga selesai. Dan apa prestasi saya? Apa yang bisa saya andalkan? Membuat tempe? Apa ada kiai yang mau anaknya menikah dengan penjual tempe?”...[1]

Tahu cuplikan ini?

Jika tidak tahu, bersiap-siaplah untuk dikatai sebagai ikhwah kurang gaul. (maaf lho!). Dan dalam pembahasan saya nanti, saya akan sedikit banyak menukil isi dari novel karya Habiburrahaman El-Shirazy ini. Karena memang, khazanah cinta saya, terbangun melalui novel Ketika Cinta Bertasbih. 

Kembali ke laptop! Ya, cuplikan di atas merupakan salah satu cuplikan dari Mega-Novel Ketika Cinta Bertasbih episode 1. Novel tersebut berisi kisah romantis, yang dibingkai dengan latar belakang Islam. Dan darinya, saya banyak mendapatkan pelajaran tentang cinta kasih antar lawan jenis, ketekunan, keikhlasan, kesucian jiwa dan raga.

Langsung saja kita bahas cuplikan tersebut. Ketika Azzam mendengar hal tentang gadis yang bernama Anna Althafunnisa, hatinya menjadi berbunga. –lihatlah! Walau si Azzam tak melihat secara langsung, dan hanya mengetahui features Anna Althafunnisa dari penuturan Pak Ali, ia bisa merasakan yang namanya getaran cinta- Tapi senyumnya tak terkembang lama, ia merasa jadi rendah diri melihat siapa dirinya.
Malu merupakan pangkal rendah diri jika saya menyebutkan. Kenapa, ia tak mampu tegak memandang apa yang ada di depannya, walau ia belum tahu seberapa porsi yang di sajikan untuknya. Azzam jadi rendah diri memendengar tentang prestasi, latar belakang keluarga Anna, kehalusan budi, dan kecantikannya yang konon katanya bak bidadari.

Di sini jelas, Kang Abik menggambarkan hati Azzam yang berbunga, menandakan ada cinta di hatinya. Azzam sendiri sadar, ia sedang mencintai seseorang. Tetapi tak sekedar cinta, ia juga sadar bahwa ia merasa tidak pantas untuk melamar Anna. Jadi ada pertentangan dalam diri Azzam sebenarnya.

Lihatlah, diawal ia sudah pesimis. Dirinya yang hanya penjual tempe, dan belum juga lulus S1, padahal sudah sembilan tahun kuliah di Al-Azhar, mana pantas melamar putri kyai, calon S2 lagi.

Nah lho, Azzam saja mengaca terlebih dahulu sebelum memasukkan Anna Althafunnisa dalam hatinya. Istilah saya sendiri, ‘tak menanam benih padi di sawah yang belum dibajak.’ Lha iya, kalau menanam benih padi di sawah yang belum dibajak, nanti dimarahi sama pak taninya. Begitu juga dengan cinta, kalau kita tak meletakkannya di tempat dan waktu yang benar, Sang Pemilik Cinta akan jadi murka.

Inilah Malu dalam Cinta yang saya maksud. Ketika seseorang memendam hasrat mencintai seseorang, seharusnya ia lebih jeli dalam menakar diri. Menakar dalam arti, meletakkan cinta itu lebih tepat. Timbulnya aturan takaran yang berasal dari rasa malu itu, akan mendesak standardisasi pada setiap orang untuk benar-benar tepat dalam memilih cintanya. Tak hanya pada ‘siapa’, tetapi juga pada ‘kapan’ dan ‘di mana’. 

Sedangkan untuk pertanyaan ‘kenapa’ dan ‘bagaimana’nya, saya akan langsung menunjuk mushaf al-Qur’an, dan meminta seseorang membukanya pada Q.S ar-Ruum ayat 21.

Seperti meletakkan sejumput gula pada minuman yang terlalu masam. Menyeimbangkan perasaan cinta yang membuncah, dengan rasa malu yang tak terbantah. Ini akan menjaga kita dari fitnah cinta yang kejam. Fitnah yang mampu mengurai dekapan ukhuwah kita.

Jadi untuk para pencari cinta, hendaknya malu tetap dijadikan salah satu prioritas utama untuk menjaga akhlak. Rasulullah bersabda, Kalau kamu sudah tidak punya malu lagi, lakukanlah apa yang kamu kehendaki.” (HR. Bukhari)

Saya merasa ada sindiran kepada orang yang sukanya berbuat seenaknya, dalam hadits ini. Kalau orang jawa bilang, nom-noman gak duwe unggah-ungguh, muda tapi tidak punya sopan santun. Mau dikatai begitu sama orang tua kita? Apalagi ini yang menyindir Rasulullah lho. Malu!


[1] Habiburrahman El-Shirazy, Ketika Cinta Bertasbih eps. 1 Bab 1


Ini sekedar misal, jika antum disuruh memilih satu dari sepuluh putrinya pak Kyai, mana yang akan antum pilih? (Buat akhwat sebaliknya juga lho!)

Jelaslah yang paling baik akhlaknya, plus paling cantik pula. Ya kan?

Sekarang pejamkan mata, bayangkan antum berada di surga dan disuruh memilih bidadari manapun yang antum suka. Bidadari yang paling cantik, tanpa cela, dan hanya diciptakan untuk umat manusia yang bertaqwa. Bagaimana rasanya?

Sudah dapat bidadari, kita suruh memilih sesuai kehendak hati kita, Wuiihh..siapa yang gak mau tuh!?

Beneran mau dapat? Tetapi apakah antum tahu caranya? Bagi yang belum tahu, simak hadits ini deh..

“Barang siapa mampu menahan marah, padahal dia bisa melampiaskan kemarahannya, niscaya nanti pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk, dan memintanya untuk memilih bidadari mana saja yang ia suka.” (HR. Tirmidzi)

Udah tahu kan..memang ndak gampang sih, tetapi kita harus tetap berusaha. Jangan kesal sedikit, langsung marah. Ada yang gak beres sedikit, langsung marah. Apalagi kita yang masih darah muda, pengen eksis, gak mau disalahin. Jadinya marah melulu deh..

Saya jadi ingat hadits dari Abu Hurairah ra., Bahwa seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw. “ya Rasulallah, berikan aku wasiat.” Baginda menjawab, “Laa taghdhab, Jangan marah.” Lelaki itu kemudian mengulangi pertanyaannya. Tetapi Baginda Rasul tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari)

Mulai sekarang, tahan emosi, tahan gejolak kemarahan. Bagi yang tahu cara efektif nan efisiennya, bisa di share dah!

Salam gaul..Waf’alul khaira..

Wassalam..

Rizqy Ath-Thaliby



Pada zaman dahulu, tumbuhlah sebuah pohon apel yang cukup besar. Pohon itu sangat teduh dan membuahkan apel yang manis. Seorang anak laki-laki sangat suka bermain di bawah pohon itu setiap hari. Dia suka memanjat hingga puncak, memakan apel yang manis-manis, atau menggelar tikar di bawah kerindangan pohon.
Waktu demi waktu berlalu. Anak laki-laki itu mulai tumbuh menjadi remaja. Sudah lama ia tak lagi bermain di sekitar pohon apel.
Suatu hari anak laki-laki itu mengunjungi pohon apel dengan raut muka sedih. “Kemarilah dan bermain denganku lagi.” Ajak pohon apel kepadanya.
“Aku bukan anak kecil lagi, jadi aku tak bisa bermain di sekitar pohon seperti dulu.” Jawab anak laki-laki itu. “Aku ingin mainan dan aku membutuhkan uang untuk membelinya.” Lanjutnya.
Mendengar keinginan si anak, pohon apel itu mulai berpikir. Kemudian ia berkata dengan bijaknya, “Maafkan aku, aku memang tak mempunyai uang yang kau butuhkan. Tetapi engkau bisa memetik semua apel yang ada pada diriku dan menjualnya. Sehingga engkau bisa mendapatkan uang.”
Anak laki-laki itu sangat gembira mendengarnya. Tanpa banyak tanya, ia langsung memetik semua apel yang menggantung di dahan-dahan pohon. Semuanya, tanpa sisa. Kemudian si anak pergi dengan riangnya. Setelah itu si anak tak terlihat kembali dalam waktu yang sangat lama. pohon apel pun kembali bersedih.
Suatu hari, setelah sekian lama, si anak laki-laki kembali lagi, dan melihat hal itu pohon apel sangat bahagia. “Kemarilah dan bermain denganku lagi.” ajakan yang sama dilontarkan si pohon.
Anak laki-laki yang sudah beranjak dewasa urung memenuhi ajakan pohon apel. “Aku tak punya waktu untuk bermain. Aku harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluargaku. Kami membutuhkan sebuah rumah. Apakah engkau bisa membantuku?”
Lagi-lagi jawaban bijaklah yang disampaikan oleh pohon apel, “Maafkan aku, aku memang tak punya rumah untuk kau tinggali. Namun engkau bisa memotong semua dahan dan rantingku untuk kau jadikan bahan membuat rumah.”
Mendengar hal itu, si anak laki-laki langsung memotong dahan dan ranting milik pohon apel. Ia pun pergi dengan riang kembali. Si pohon menjadi ikut bergembira melihat anak itu gembira. Namun si anak laki-laki tak kembali lagi dalam waktu yang sangat lama. Pohon apel itu kembali kesepian dan bersedih.
Pada suatu hari di musim panas, si anak laki-laki yang sudah mulai dimakan usia kembali ke tempat si pohon. Pohon apel yang juga sudah mulai tua, berbinar dibuatnya.
“Kemarilah dan bermain denganku lagi.” Tak jemu pertanyaan yang sama dilontarkan.
“Semakin lama diriku makin tua, dan aku sudah mulai lelah dengan kehidupan ini. Aku ingin pergi berlayar untuk mengistirahatkan tubuhku. Dapatkah engkau memberiku sebuah kapal?” si anak laki-laki kembali meminta kepada pohon apel.
“Potonglah batangku untuk kau jadikan sebuah kapal. Engkau dapat berlayar jauh dan beristirahat yang cukup.” Kata si pohon.
Langsung saja anak laki-laki itu menebang batang pohon untuk dijadikan sebuah kapal. Ia pergi berlayar dan tak pernah muncul kembali di hadapan pohon apel. Dan lagi-lagi pohon apel itu bersedih karena kesendiriannya.
Pada akhirnya, si anak laki-laki kembali setelah pergi untuk beberapa puluh tahun. Merasa tak punya apa-apa, pohon apel yang sudah sangat tua berkata, “Maaf anakku, sekarang aku tak punya apa-apa lagi yang bisa kau minta. Aku tak punya apel untuk menyegarkan kerongkongan dan mengisi perutmu.”
“Aku sudah tak punya gigi untuk mengunyah.” Jawab si anak yang memang sudah menjadi rengka.
“Tak ada batang yang bisa kau panjat.” Lanjut si pohon.
“Aku terlalu tua untuk melakukan itu.” Kata si anak.
“Sungguh, aku tak dapat memberimu apa-apa lagi. Hanya satu yang tersisa dariku. Yaitu pangkal yang mati, dan akar yang tak kuat lagi mencengkeram tanah.” Pohon apel berkata dengan jiwa yang teriris. Bukan karena menyesali sesuatu yang sudah tak lagi ada padanya, tetapi menyesal karena ia tak bisa membantu sahabatnya, si anak yang kini sudah rengka.
“Aku tak membutuhkan semua itu sekarang. Aku hanya butuh tempat istirahat. Aku lelah dengan apa yang kukerjakan selama bertahun-tahun.” Balas si anak dengan suara sedikit parau.
“Bagus!” pekik pohon apel senang. “Akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk bersandar dan beristirahat. Kemarilah. Kemari dan dan duduk bersamaku.”
Anak laki-laki itu akhirnya duduk dan pohon apel tersenyum haru karenanya.

[Translated by. Thalib19]


Bagi sebagian orang, sosok ini sudah tidak asing lagi. Sering tampil di acara televisi, membuat namanya melambung. Tetapi sudahkah kita mengetahui kisah orang yang memiliki hati lembut ini?
Jika belum, simak artikel di bawah..



Hidup Miskin


Meski Master Tarno sering tampil di televisi dan acara-acara off-air, kehidupannya tidaklah berubah; tetap sederhana. Televisi di rumahnya, hadiah dari RCTI, sewaktu ia tampil di acara The Master untuk pertama kalinya. 

Sebelumnya, rumah Tarno, di Jalan Duku Timur, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, hanya "dihiasi" sebuah televisi kuno yang sudah tidak berfungsi.

"Saya kalau mau nonton teve ya di rumah tetangga. Sekarang bisa nonton The Master di rumah sendiri. Rasanya seneng banget, nggak pernah kebayang saya bisa main sulap di televisi dan ketemu pesulap terkenal," kata Pak Tarno .

Awalnya, pria yang sebelumnya lama tinggal di Warakas, Tanjung Priok ini, mengaku ragu ketika seorang tetangga menyarankan dia ikut audisi The Master. 

"Ya waktu itu saya kan tidak punya uang. Setelah uang buat ongkos cukup, saya mendaftar The Master. Alhamdulillah sekarang diajak bergabung RCTI," kata Pak Tarno.

Sejak kecil, Tarno diasuh neneknya di Brebes, Jawa Tengah, karena ayahnya meninggal dunia dan ibunya pergi ke Sumatera untuk bekerja.

"Nenek saya orang tidak mampu, jadi saya harus bekerja, sejak kecil saya sudah bekerja angon kambing dan sapi milik tetangga. Tapi dibayarnya pakai padi dan diberikan pada nenek," kenang Pak Tarno.

Sekitar tahun 1974 ia nekad merantau ke Jakarta dengan menumpang kereta barang, hingga terdampar di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Saat itu dia hanya punya modal cangkul saja, tetapi paculnya tidak digunakan karena ada peluang menjadi pedagang minyak tanah. Setelah jual minyak tanah, saya jual air keliling, dan yang terakhir sampai sekarang saya jualan mainan anak-anak keliling dengan sepeda dan mangkal di sekolahan .

Berdagang mainan anak-anak setiap hari berpindah dari sekolah satu ke sekolah lainnya, ternyata tidak juga mencukupi hidupnya. Bahkan untuk makan sehari-hari saja kadang tidak cukup. Dia nekad niat puasa setiap hari dan sering juga tidak punya makanan untuk buka puasa, katanya.

Meskipun miskin dan serba kekurangan, namun Pak Tarno tetap tabah dan terus menekuni pekerjaannya berjualan mainan anak-anak. Selain berpuasa dia pun sering sholat hajat di tengah malam dan dilanjutkan dengan dzikir.
Suatu malam Pak Tarno seperti ketemu wali. Pak Tarno tidak sadar saat itu dia sudah berpuasa selama tiga tahun. Setelah dzikir, tiba-tiba mulurnya secara otomatis mengucapkan kata-kata seperti bahasa Jawa kuno, dia hanya mengerti artinya sebagian saja, ungkap Pak Tarno.

Dia pun mengaku ada tiga kalimat panjang yang secara cepat bisa dihafalnya. Keesokan harinya, dia hanya bisa termenung memikirkan kejadian malam itu. Tetapi akhirnya dia mengabaikan yang telah terjadi.

Tetapi, ketika akan berangkat menjajakan dagangannya, Pak Tarno tiba-tiba mempunyai ide membuat permainan sulap. Dia mulai mencoba-coba permainan dari kertas dan terpikir kembali olehnya kata-kata bahasa Jawa kuno yang diperolehnya di tengah malam sebelumnya.

"Itu seperti mantra, tetapi saya pakai kata-kata itu sampai sekarang sebagai bumbu-bumbu sulap yang saya mainkan. Setelah itu, seperti ada ide terus untuk membuat sulapan. Ya maklum karena saya tidak punya modal jadi buat sulap yang sederhana saja," katanya.

Karena penghasilannya pas-pasan, bapak enam putra ini terpaksa menitipkan anak-anaknya kepada familinya. Keikhlasan Pak Tarno menjalani hidup hingga kini dan dibantu oleh istrinya yang menjadi buruh cuci baju di tetangganya, terus dipertahankan.


Aksi panggung 


Aksi panggungnya dengan gayanya yang alami tetapi sangat lucu, Pak Tarno, panggilan sehari-hari Sutarno, berhasil merebut perhatian penonton. 

Simsalabim jadi apa pok-pok-pok dibuka jadi apa ya? Wah kosong, ulangi ah... Simsalabim dibuka jadi apa? wah masih kosong juga, pakai simsalabim kok nggak bisa ya..? ucapnya.

Pesulap tradisional ini, lalu mengeluarkan mantra-mantra khusus berbahasa jawa kuno dan dilanjutkan dengan simsalabim dibuka jadi apa ya? Penonton pun tercengang karena tiba-tiba muncul burung. Pak Tarno juga pamer makan kertas dan langsung keluar jadi tali yang panjang dan setelah habis kertasnya keluar lagi rantai silet yang juga panjang sekali, kemudian keluar lagi kawat yang juga panjang.

Bahkan Pak Tarno bisa melepas leher dari badannya dan menggoreng telur di atas kepalanya, dengan kompor berbahan bakar kayu. Sebelumnya tabung kompor ditunjukkan kepada penonton bahwa tabung berlubang dikedua sisinya itu kosong, lalu dia letakkan di atas kepalanya kemudian diberi kayu dan dibakar. Dia menggoreng telur hingga matang. Tepuk tangan penonton pun semakin semarak.



Apa yang menarik dari seorang Pak Tarno ?
Yang menarik dari Pak Tarno adalah karena keluguan dan kesahajaannya, beliau tidak memakai make up, gaya bicaranya juga tidak dibuat-buat, khas Tegal, penataan peralatannya juga kurang rapi, tetapi terlihat sekali bahwa beliau mengerjakan hal tersebut dengan hati, terlihat sekali bahwa celetukan-celetukan lucu pak Tarno dikeluarkan dari hati, tidak ada beban yang dibawa pak Tarno selain beliau harus bisa menghibur penonton .
mber

Pelajaran yang kita dapat dari pak Tarno ini ? 
Pelajaran yang kita dapat dari Pak Tarno ini adalah, apapun kegiatan kita, apapun pekerjaan kita, atau apapun yang akan kita lakukan, hasilnya tidak akan sempurna jika kita tidak mempunyai hati untuk melakukannya, kalau hati kita sudah tercurah untuk apa yang akan kita lakukan, secara otomatis kita akan menyenangi kegiatan kita, kalau kita senang dengan kegiatan kita, hasilnya pun akan maksimal. Yang sering terjadi adalah kalau kita berada dalam situasi "Work Under Pressure", kita cenderung tidak melibatkan hati kita, bekerja dengan bersungut-sungut, mengeluarkan sumpah serapah, menyalahkan orang lain, dan akhirnya hasilnya mengecewakan. Pak Tarno mengajarkan satu hal :

 BEKERJA DENGAN HATI 

yang beginian biasanya dari kaskus.us




Jakarta (ANTARA) - Ketua Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) KH Ghazali Masruri menegaskan, arah kiblat shalat umat Islam Indonesia adalah barat laut, bukan arah barat seperti yang selama ini dipahami khalayak awam.
"Kiblat bukan di barat, tetapi di barat laut. Dari arah barat lurus bergeser sedikit ke utara kira-kira antara 20-25 derajat," kata Kiai Ghazali dalam seminar bertajuk "Kontroversi Arah Kiblat" yang digelar Lembaga Ta`mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) di Jakarta, Kamis.
Namun demikian, katanya, untuk meluruskan arah kiblat tidak harus dilakukan pembongkaran masjid atau mushala, cukup shaf atau barisannya saja yang digeser.
"Pengelola masjid cukup menggeser arah sajadah saja, arah barisan shalatnya. Ini kan tidak harus lurus dengan tembok, kalau memang temboknya tidak lurus kiblat," katanya.
Menurut Ghazali, hari Jumat (16/7) merupakan saat yang tepat untuk meluruskan arah kiblat. Berdasar data hisab LFNU, pada pukul 16.26 WIB matahari akan tepat berada di atas Ka`bah. Ini akan membantu umat Islam dalam meluruskan arah kiblat dengan cara yang sederhana, karena saat matahari tepat di atas Ka`bah segala sesuatu yang berdiri tegak bayangannya menuju kiblat.
"Harap kaum muslimin dapat memanfaatkan peristiwa ini untuk mengukur arah kiblat di rumah masing-masing, mushala dan masjid setempat," katanya.
LFNU sendiri mengimbau jajarannya di seluruh Indonesia untuk memelopori Gerakan Peduli Rosydul Qiblat (GPRQ), gerakan pelurusan arah kiblat, seperti yang pernah dilakukan pada bulan Mei lalu.
Dari Yahoo!